Jumat, 01 Januari 2010

Dia Jodoh Gue part 1




“Huwaa,,kayak film di Tipi-tipi deh! Ini bukan mimpi kan?” kata-kata ini masih berkutat di kepala Cindy, membuat dia semakin jengkel dengan gadis itu. Entah mengapa Cindy semakin membenci Nina. Ia merasa gadis yang tak begitu cantik dan tak sepintar dia mustahil bisa diperebutkan dua cowok yang sangat berpengaruh di sekolahnya.
“Hai,,met pagi!” sapa temannya tiba-tiba.
“Nina? Hai juga…” jawabnya sedikit terkejut.
“Ngapain Loe? Pagi-pagi udah ngaLamun. Ntar kesambet Lho”.
“Gue gag ngLamun. Eh, udah nggarap pe-er kimia belum?”.
“Belum,,Hhehehe,,kayak gag tau gue aja” jawabnya sambil merubah mimik mukanya menjadi merengek-rengek meminjam PR Kimia temannya.
“Neh,,cepet disalin” jawab Cindy seperti sudah tahu apa yang diinginkan temannya itu.
“Makasi iia… Cindy mang Te-O-Pe deh” jawab Ninasambil mnyalin PR yang selalu belum ia kerjakan.
Belum selesai Ninamenyaln PR, Kevin datang. Dan masalah pasti dimulai. Korban bulanannya pasti si Nina.
“Weiits,,belum nggarap kimia” ujar Kevin.
“Udah ntar aja berantemnya, gue gag mood berantem ma Loe!!!” sahut Nina.
“Sapa juga yang mau berantem?” tangkisnya.
“Iya udah bagus kalau gitu” balasnya singkat.
“Tapi sori ya kalo gue jail, biznya Gue suka liat Loe susah” kata Kevin. Sebelum Nina balik tanya apa maksudnya, sebuah jepretan fotosaat Nina menyalin PR Kimia, Kevin dapat dengan mudah.
Dan ups,, Bu Endang datang. Guru kimia terkiller di sekolah ini masuk jam pelajaran pertama. Gawat juga kalau fotonya sampai ke Bu Endang. Sepertinya bom waktu yang dipasang oleh Kevin akan segera meledak tepat seperti keinginan Kevin.
“Falenina Kiara maju ke depan!” kata Bu Endang.
“Ada apa Bu?” tanya Nina pura-pura bego’.
“Apa-apaan ini? Kamu tidak mengerjakan PR lagi?”
“Sudah Bu…” jawabnya terbata-bata.
“Ini bukti kamu tidak mengerjakan PR dengan usahamu sendiri. Dan sekarang jangan masuk jam saya pada hari ini. Sekarang keluar!” kata Bu Endang setelah memperlihatkan foto dari handphone Kevin.
Nina pun keluar kelas sambil memnadang Kevin dengan penuh amarah. Kevin hanya tersenyum menyambut kepergian Nina dengan kemenangan mutlak.
Dengan langkah gontai ia berjalan melewati lorong-lorong kelas. Ingin pergi ke kantin, masih pagi. Pergi ke pepustakaan, pasti diceramahi si penjaga perpus. Akhirnya Nina berinisiatif menuju Lapangan Basket. Dan saat ia melewati kesekretariat OSIS, ia melihat anak-anak OSIS sedang rapat, tidak senngaja ia mendengar rapat mereka mengenai masalah pensi sekolah yang kurang dua bulan lagi.
“Gag mugkin batal! Kita harus cari guest star yang baru! Gimana sich kerja sie.Humas gag becus!” kata Satria sang ketua OSIS.
“Dana guest star yang anak-anka inginkan kurang, harus cari dana lagi untuk dapetin tekken mereka” kata Tio.
“Ada ide lain?” tanya Satria pasrah.
“Ups..sori kalo gue lancang, gue punya saran” kata Nina.
“Nina???kok bisa keluyuran di sini?” tanya Satria.
“Gara-gara Kevin, saran gue sich kalo mau saudara gue ketua salah satu EO gitu, ntar gue minta bantuan dia ajja gimana? Ntar gue hubungin dia”.
“Eh,,Loe bukan anak OSIS gag usah ikut campur urusan OSIS deh!” kata Tio.
“Gue gag akan ngurus urusan OSIS, gue cuma gag pengen acara pensi di skul gue ilang gitu ajja” balas Nina cepat.
“Saran yang bagus, udah sekarang Nina mau kan Bantu kita?” tanya Satria.
“ Iya udah,,gue keluar dulu, sori udah ganggu rapat kalian semua” kata Nina sembari ambil langkah seribu untuk pergi dari tempat yag membuat ia semakin naik darah karena ia hanya mengajukan saran tetapi udah ada pro kontra seperti itu.
Tak lama kemudian Satria menyusul Nina dan mengajaknya untuk pergi ke kantin. Ia fikir hari ini adlah mimpi bagi Nina karena seorang ketua OSIS yang jago dalam semua mata pelajaran dan termasuk cowok yang keren plus cakep banget itu adalah idola cewek no.1 yang diidam-idamkan seluruh cewek di sekolah ini lagi ngobrol dan mengajaknya makan di kantin bersama.
“Eh,,gue di sini bukan bahas urusan tadi, tapi gue di sini sebagai cowok yang lagi PDKT sama Loe” katanya.
“udah deh,,jangan bikin gue kesedak dong, gue tuh buken cewek yang perfect and satu lagi ya, gue bantu kalian tuh ikhlas tanpa pamrih” balas Nina.
“Gue tau loe mank gag perfect, tapi loe adalah malaikat yang gue cari-cari selama ini” kata Satria.
Bel pergantin pelajaran pun berbunyi. Bel penyelamat bagi Nina agar dia bisa meluapkan semua rasa yang sedang ia rasakan karena ucapan cowok yang keren. Tiap pelajaran Nina lalui dengan tidak konsen sampai-sampai ia lupa makan siang. Pelajaran akhirnya berlalu seperti angina, tapi Nina tidak ingin pulang cepat-cepat.
“Nin,,gue pulang dulu ya?” kata Cindy dan dibalas dengan anggukan kecil. Nina kini sibuk sms-an dengan kakaknya mengenai pens sekolahnya. Kakaknya pun menyuruh Nina pulang cepat.
Dengan cepat ia pun bergegas keluar kelas dan menuju gerbank sekolah. Akan tetapi ia dihadang oleh 3 cowok yang salah seorang di antaranya ia kenal. Nina melihat sekelilingnya, tidak ada siapa pun! Alamat bakal terjadi hal yang aneh kalau tidak ada yang menolongnya nanti.
“Minggir,,gue mau pulang” kata Nina.
“Loe cewek gag pinter, gag cakep, gag usah sotoy deh soal pensi sekolah, bisanya cuma jadi sampah! Ganggu! Gag tau malu!” bentak Tio.
“Eh,sori ya,,yang gue tahu tuh OSIS cuma bersosialisasi bukan karena cakep dan pinternya tauk!” balasnya.
“Rese’ banget sich loe jadi cewek!” kata Tio sambil memberi isyarat kepada temannya untuk menahan Nina.
“Ini pelajaran buat loe, biar loe gag usah ikut campur!!!” kata Tio menggebu-gebu. Dan plak!!! Satu tamparan mulus membuat pipi kiri Nina memerah dan mengeluarkan darah segar dari ujung bibir Nina. Hal itu tidak membuat Tio menyudahi pemberian pelajarannya kepada Nina. Ia sangat dendam sekali kepada gadis ini.
Tio mengepalkan tangannya dan Nina tahu kalau riwayatnya bakal habis dipukuli Tio, apalagi teman-tamannya menahannya. Saat Tio akan memberi bogem mentahnya, sebuah bola basket menimpa kepalanya dengan keras sekali, membuat niat Tio menghabisi Nina sirna sesaat untuk mencari siapa yang berani melemparinya dengan bola basket.
“Gag pantes loe mukul cewek! Dasar cowok pecundang!”
“Brengsek loe!” kata Tio. Kemudian teman-temannya melepas Nina dan berkelahi dengan seseorang yang menyelamatkan Nina. Nina hanya terjatuh sambil memegangi pipi kirinya yang sangat nyeri sekali. Mereka berkelahi dan pihat Tio pun lari tunggang langgang meninggal lapangan basket. Cowok itu membantu Nina berdiri.
“Loe gag papa kan?” tanya cowok itu.
“Gag papa Kev,,thanks ya” kata Nina pelan. Seketika ia terjatuh lagi dan pandangannya menjadi kabur tak jelas. Dia fikir mungkin karena ia tadi lupa makan dan semuanya terlambat, ia kini tak sadarkan diri. Ia sudah tak memikirkan apa yang terjadi pada dirinya, yang ia inginkan hanyalah melepas rasa lelah dan sakit yang ia rasa. Baginya hari ini adalah hari yang mengacak-acak pikiran dan perasaannya.

----------------------------------------------------------------------

“Hari ini dia gag masuk Sat” kata Cindy mebuat Satria bingung karena tidak ada kabar sama sekali dari Nina, dan ia tidak tahu alas an pasti mengapa Nina tidak masuk sekolah.
Nomor yang anda hubungi sedang sibuk, silahkan telepon beberapa saat lagi atau tinggalkan pesan. Nomor handphonenya pun sibuk terus. Dia semakin kawatir dan seketika Kevin muncul dan mengatakan semua kejadian yang menyebabkan Nina tidak masuk sekolah dengan penuh amarah yang menyala-nyala seperti lampu lalu lintas.
Akhirnya Satria pun mencari Tio dan memberi pelajaran yang setimpal kepadanya. Setelah semuanya selesai, Satria terngiang akan masa lalunya. Kemudian ia masuk ke dalam mobilnya dan kembali mengenang semua kenangan manis yang mula teringat sekali lagi.
Saat ia masih ingusan, saat ia sering terjatuh ada gadis kecil yang menolongnya. Ketika ia menangis, gadis itu lagi yang menghiburnya. Gadis kecil yang mengaku malaikat dan memberikannya permen. Saat ia menemukan gadis kecil itu, dia bertanya dengan polos, maukah kamu jadi pacarku? Gadis itu hanya tersenyum dan berkata “Cia malaikat Satria, Cia akan selalu di samping Satria”. Dan yang ia tahu kini Nina adalah gadis kecil itu. Malaikat yang telah lama ia cari. Dan kini ia berharap Nina akan selalu ada di sampingnya, untuk meindunginya, melindungi hatinya. Dan ia bertekad bulat akan membuat malaikat yang telah menolongnya akan merasa aman bersamanya.
Malamnya Satria pergi ke rumah Nina, ia sangat ingin mengetahui kondisi malaikatnya. Sesempainya di rumah itu, dilihatnya bunga-bunga mawar yang tumbuh dengan subur dan penuh warna. Dia yakin Cia yang dia cari adalah Nina. Setelah megetuk pintu, dilihatnya Nina dengan tampang lesu mempersilahkannya masuk. Dengan sedikit basa-basi ia menutupi groginya. Kemudian memberikan boneka beruang yang memiliki sayap, sangat lucu sekali. Walaupun Nina sedikit bingung dengan alas an Satria mengapa ia memberikan boneka itu, tapi Nina senang dan dipeluknya dengan erat, ia gemas sekali rupanya dengan boneka itu.
“Ups,,,sori. Nin, giman keadaan Loe?” kata Kevin.
“Dich,,maen masuk! Dasar,,jeLek!” kata Nina yang mengetahui Kevin masuk secara sembarangan.
“Kan aku udah bilang sori, neh kebab, di maem gih” sambung Kevin sambil memberikan sebungkus makanan yang aromanya menggugah selers makan Nina. Sampai-sampai mulutnya belepotan dengan saus kebab, ia tak memperdulikan pendapat Kevin dan Satria saat ia makan dengan lahapnya.
“Makasih ya” kata Nina sambil tersenyum kekanak-kanakan.
“Makannya pelan-pelan dong, kamu suka banget sama kebab ya?”tanya Satria sambil mengarahkan tangannya untuk membersihkan mulut Nina, tetapi tangannya bertabrakan dengan tangan Kevin, sepertinya Kevin juga ingin meakukan hal yang sama terhadap Nina. Akhirnya Nina membersihkan mulutnya sendiri dengan malu-malu.
“makanya yang bener makannya” kata Kevin.
“Nin,,besok gue jemput ya?” tanya Satria.
“Udah gue aja ya Nin?” tanya Kevin.
“Stop! Sebelum kalian berantem di depanku, mendingan kalian pulang sekarang, gue mau istirahat, dan gue besok berangkat sendiri. Udah,,pulang sono,,,Huss,,,huss,,Hhehehehe” kata Nina dan tanpa diperintah seperti tentara, mereka pulang dengan kekalahan masing-masing (seri).
Di dalam kamar Nina sungguh kelimpungan menghadapi 2 cowok yang menurutnya berpengaruh di sekolah. Satria, cowok baik hati, pinter, ketua OSIS, dan jago dalam segala hal pelajaran. Kevin, cowok yang jago olahraga, ngeband, dan jago karate. Mereka sama-sama diidam-idamkan cewek-cewek di sekolahnya.
Kini Nina, Satria, dan Kevin sedang masuk dalam permainan cinta. Semuanya akan mengalir seperti air, tak akan terhalang. Esokya mobil berwarna hitam dan ada corak merah seperti kelelawar yang bangun di pagi hari ada di depan rumah Nina. Nina pun tahu siapa yang ada dalam mobil itu dan segera keluar rumah.
“Sat,,gue kan udah bilang kalau gue ….” Kata Nina ingin menceramahi tetapi sudah dipotong oleh Satria.
“Gue gag pingin Loe kenapa-napa” alasan ini membuat Nina tak bisa berbuat apa-apa lagi. Mereka pun berangkat ke sekolah. Selama perjalanan Nina membicarakan masalah pensi sekolah, sepertinya masalah OSIS mulai muncul titik terang. Nina memang sangat membantu OSIS.
Pulang sekolah, Kevin duduk di sebelh Nina. Mereka pun membicarakan acara pensi juga. Tetapi saat Satria ikut bergabung. Cindy berubah jadi aneh.
“Napa sich, kalian deketin Nina?” tanya Cindy.
“Suka-suka gue dong” jawab Kevin singkat.
“Tadi dia berangkat ma Satria, sekarang deketin Loe, dasar cewek jelalatan” kata Cindy membuat Nina ingin menangis melihat kelakuan sahabatnya itu.
“Itu karena gue yang maksa dia” kata Satria.
“Gue tahu loe iri ma Nina, tapi gue gag suka car aloe itu, gue ma Satria bersaing dapetin Nina dengan cara kita sendiri, mending loe gag usah ikut campur!” kata Kevin seakan membungkam mulut Cindy.
Kemudian mereka bertiga pergi ke lapangan basket. Melihat latihan Kevin. Nina selalu menyemangati Kevin saat bermain basket, membuat Satria jealous dan pergi meninggal tempat kejadian perkara.
Seusai latihan, Kevin mengantar Nina pulang dengan motor cowok yang super keren membuat semua cewek mungkin ingin diantarnya pulang. Di perjalanan Nina meminta berhenti sebentar.
“Beliin kebab” kata Nina sambil merengek dan menarik-narik jaket kaos Kevin yang beraroma coklat. Kevin hanya menganggukkan kepala dan menarik tangan gadis itu untuk melingkari pinggananya. Hangat dan wangi coklat yang Nina rasakan. 2 kebab pun terbungkus dan siap dimakan di rumah.
“Nin,,tunggu bentar ya, aku mau ambil kaset yang dipinjem temenku, mumpung lewat rumahnya” pinta Kevin sambil menepikan motornya di depan rumah rumah temannya. 15 menit berlalu Kevin datang menghampiri Nina cepat-cepat. Ia khawatir melihat Nina basah kuyub dan takut Nina masuk angin karena lupa menyuruhnya masuk.
“Dasar,,bego’. Kalo kamu sakit gimana? Napa gag teduh?” omel Kevin.
“kan disuruh nunggu,tapi kebabnya gag keujanan kok”jawabnya sambil mengeluarkan kebab dari pelukannya dan tersenyum senang. Kevin gemas dan khawatir melihat Nina mulai kedinginan. Dipinjamkannya jaket pada Nina. Mereka pun tertawa lepas, sungguh kejadian yang mengejutkan.
Malam semkin larut, ia mulai sadar ada yang terlupa di lapangan basket tadi. Satria! Iya, dia melupakannya dan saat ia ingin meneleponnya ada sms masuk.
To : Nina
From : Satria
Malaikatku,,kini kau pergi bersama peri itu…..
Aku senang kau bahagia…..
Tapi tahukah kamu???
Aku tak ingin kehilanganmu… mata indahmu

To : Satria
From : Nina
Sat,,muuph tadi ak lupain kamu…

To : Nina
From : Satria
Gpp..manies…besok ak jemput y? Ru ak maafin..^^

To : Satria
From : Nina
Iia deh…gue temenin seharian deh….^^

To : Nina
From : Satria
Oke,,met mLem…mimpi indah y…
SMS terakhir itu mengakhiri pembicaraan mereka dan membuka dunia mimpi bagi mereka. Mereka tidur dengan senyum yang indah, menentikan kesokkan hari yang memiliki arti. Arti dari benang merah yang jelas masih terikat di antara mereka, walapun ikatan itu belum tersa jelas oleh mereka.

------------------------------------------------------------------

1 komentar:

  1. statement yg ini ra :

    “Gue tau loe mank gag perfect, tapi loe adalah malaikat yang gue cari-cari selama ini” kata Satria.

    itu bkal lebih baik klo ada penceritaan ttg sikap ataupun pendalaman ttg tokoh Satria dan pandangannya ke Nina bbrp waktu sebelum Satria mendatangi Nina n mengatakan hal itu..

    keep learning yak ;)

    BalasHapus