Jumat, 16 April 2010

I Love You, But . . . . .




Di seberang sekolah, ada sebuah warung tempat biasa anak-anak sekolah berkumpul di sana. Tapi, pagi ini, sederet cowok anak SMA Ciputra sudah bercanda ria sambil minum kopi buatan mbok Jah. Nampak sekali mereka sedang malas untuk sekolah karena hari ini hanya full class meeting.
“Besok maen yuk? Makin males ae lama-lama di sekolah nganggur” kata salah satu anak di warung itu.
“Ayo ae, tempat biasa kita ngumpul, ntar mau begadang apa mbolang?” tanya tanya salah satu temannya yang gemar memainkan sepuntung rokok.
“Begadang? Emangnya kita mao ronda apa? Hahahaha” canda yang lainnya.
“Aku serius ini” jawabnya lagi.
“Gampang wes, ntar ae” kata anak yang mengusulkan rencana main tadi.
Tiba-tiba dari kejauhan muncul sesosok cewek memandang kearah mereka berkumpul di warung tadi, seraya mencari-cari seseorang di antara mereka, kemudian berteriak “Alfi! Ke sini!” serunya sambil melambaikan tangannya agar orang yang ia panggil datang kepadanya. Anak yang memainkan puntung rokok tadi menepuk punggung teman sebelahnya agar temannya itu segera menghampiri cewek itu.
“Mampus!!! Bakal bokek neh aku” jawab Alfi.
“Napa? Kalah taruhan lagi ma Nina?” tanya Lukman sambil tetap memainkan rokok yang sedari tadi ada di tangannya.
“Hhahahaha,,iyo” jawabnya polos.
“Payah! Masak ma cewek ae kalah. Udah cepet ke sana” celutuk Rizal.
“Iye,,iyee” balasnya sambil bangkit dari tempat duduknya, melangkah gontai menuju kearah cewek yang sudah menunggunya.
“Mana?” tanya Nina.
“Apaan?”tanya Alfi balik.
“Hadah,,dasar! Pura-pura lupa lagi. Kamu kan kalah taruhan” jelasnya.
“Oke, oke. Ntar aku traktir kebab” jawab Alfi meredakan emosi Nina.
“Bagus deh. Nggak pedes. Hahahaha” tambahnya.
“Tapi mau taruhan lagi nggak?” tanya ALfi.
“Taruhan apa? Paling kamu yang bakal kalah lagi” jawab Nina sombong.
“Dalam 1 bulan ini aku bakal pacaran ma 5 cewek. Gimana?” ungkapnya.
“What? Yang bener ae? Oke deh. Aku nggak yakin kamu bisa macarin 5 cewek dalam 1 bulan” kata Nina.
“Oke, kita liat nanti”.
Sejak taruhan yang Alfi buat sendiri untuk dirinya itu, ia menjadi gencar untuk mencari cewek. Dia berharap 4 ceweknya nanti hanya sebagai teman sesaat sedang yang terakhir akan menjadi pacarnya. Dalam satu minggu ia baru resmi jadian dengan 1 cewek, KayLa namanya, ia salah satu cewek terpopuler di SMA Ciputra. Seperti yang ia taruhkan, ia putus dengan KayLa esoknya dan tentunya alasan yang tidak jelas yang ia pakai. Minggu selanjutnya, Chika anak basket yang menjadi korban selanjutnya. Dan yang ketiga namanya Mia. Setelah ia menembak Mia, entah ada rasa darimana akhirnya Alfi mulai menyukai Mia yang lemah lembut dan baik hati, ia pintar dan wajahnya manis. Dan ia baru tahu kalau Mia adalah saudara sepupu Nina. Esoknya perilaku Mia membuat Alfi semakin tertarik kepadanya. Yang ia takutkan kini terjadi, ia takut jatuh cinta pada Mia, walaupun ia tahu ia sekarang hanya kagum akan sosok Mia yang feminim. Ia berfikir beda sekali dengan Nina yang sedikit tomboy yang suka menguncir rambutnya.
Saat di rumah Nina, Nina berceramah tak seperti biasanya. Dia ingin sekali membatalkan taruhannya. Karena yang akan menjadi korban selanjutnya adalah saudara sepupunya sendiri. Alfi pun mengerti, tetapi ia tidak ingin kalah lagi dalam taruhan kali ini. Tanpa basa basi lagi, Nina malah keluar dari rumahnya sendiri dan kabur entah kemana. Hal ini membuat Alfi bingung, apa yang harus ia lakukan. Ia manyadari akan kesalahannya itu. Tapi semuanya sudah terjadi dan memang tinggal menunggu bom waktu yang akan meledak. Memang tinggal tunggu waktu.
Saat di sekolah, Mia mendatangi Alfi. Ia mengatakan kalau Nina tidak pulang ke rumah. Kabar ini tentunya membuat Alfi khawatir dan mencari Nina kemana-mana, sampai ia rela hujan-hujanan demi mencari Nina. Mia pun sedikit merasa aneh, karena Mia sebagai saudaranya saja tak sekhawatir Alfi. Alfi sendiri mulai gelisah, ia membuat seseorang yang selalu mengisi hari-harinya, yang selalu menang jika taruhan dengannya pergi karena kebodohannya.
Senja pun semakin datang dengan cepat. Saat di Krida, Alfi mendapati Nina sedang duduk diam sendiri. Alfi dan Mia pun segera mendatangi Nina. Tanpa pikir panjang, Alfi langsung memeluk Nina. Nina pun mulai meneteskan air matannya. Mia semakin tak mengerti akan tingkah mereka yang ia lihat. Alfi nampak begitu khawatir dan sangat merasa bersalah membuat Nina menangis.
“Kalian ini apa-apan sich?” tanya Mia membuat Alfi melepas pelukkannya.
“Aku cuma khawatir ae ma Nina” jawab Alfi menutupi kegugupannya.
“Tapi nggak usah segitunya deh” kata Mia sedikit sebal.
“Maafin aku Mia,,aku nggak ada maksud apa-apa ma Alfi” jelas Nina.
“Kalau gitu,jelasin ada apa sebenernya?” pinta Mia.
Seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Dan Alfi pun sudah waktunya menjelaskan semuanya kepada Mia.
“Aku memang salah udah jadiin kamu sebagai salah satu bagian dalam taruhanku ma Nina, tapi aku mulai suka kok ma kamu” kata Alfi.
“trus? Nina? Kamu sayang kan ma dia?” tanya Mia dengan nada tinggi.
“Iya,, aku sayang dia” jawab Alfi, jawabannya membuat Nina kaget bukan main.
“Oalah,,gitu ta? Aku juga lagi taruhan ma pacarku kok, aku benernya udah punya pacar anak sekolah lain, jadi kita impas kan? Sekarang kita putus. Oke?” jelas Mia.
“Oke lah. Padahal aku mulai suka ma kamu, Mia. Tapi memang ternyata yang aku cari selama ini tuh Nina” jelasnya. Melihat Nina dan Mia berpelukkan membuat hati Alfi tenang. Mereka bertiga pun tertawa bersama.
“Trus ini gimana neh? Kamu kalah kan?” kata Nina.
“Iya aku kalah lagi” jawab Alfi pasrah.
“Oke kalo gitu bayarannya dobel ma Mia juga,, hahaha” kata Nina.
“Boleh juga tuh” tambah Mia.
“Iya,,iya,,nggak papa aku kalah taruhan trus ma kamu, yang penting kamu nggak ilang lagi, aku bayarin semuanya deh,,tapi……” ucap Alfi berhenti.
“Tapi apa?” tanya Nina.
“Kamu mau nggak aku jadi cowok mu? Aku sayang ma kamu” kata Alfi memegang kedua tangan Nina.
“Ciee,,,terima ajja” kata Mia.
“Mmphh,,gimana ya?” kata Nina sedikit ragu.
“Nggak mau ya?” tebak Alfi.
“Yee,,kata sapa? Belum jawab juga, udah disimpulin ndiri” kata Nina.
“Jadi?” kata Alfi meminta kepastian.
“Iya,,aku mau” jawab Nina.
Alfi pun kegirangan setengah mati mendapati seseorang yang ia sayang menerimanya. Ia pun memeluk Nina tanpa malu-malu lagi. Mia pun hanya tertawa terkekeh-kekeh melihat saudara sepupunya sendiri malu dipeluk di depan matanya. Mereka pun pulang bersama. Tanpa ada masalah. Karena memang cinta nggak akan kemana-mana. Nggak perlu nyari, nggak perlu taruhan dan nggak perlu menutupi rasa sayang untuk dapetin cinta. Cinta datang karena rasa nyaman dan sayang hingga ingin memilikinya. Dan ketika cinta itu datang walaupun untuk kesekian kalinya. Jangan di sakiti cinta itu, walaupun cinta sudah memaafkan semua kesalahan. Karena jika kamu menyakiti cinta, sama halnya dengan kamu menyakiti perasaanmu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar